Kamis, 23 April 2015

Pembinaan Kehidupan Beragama Bagi Remaja



A.    PEMBINAAN KEHIDUPAN BERAGAMA BAGI REMAJA
Pembinaan kehidupan beragama tidak dapat dilepaskan  dari pembinaan kepribadian secara keseluruhan, karena kehidupan beragama itu adalah bagian dari kehidapan itu sendiri. Sikap atau tindakan seseorang dalam hidupnya tidak lain dari pantulan pribadinya yang bertumbuh dan berkembang sejak ia lahir, bahkan telah mulai sejak dalam kandungan. Semua pengalaman yang dilalui sejak dalam kandungan mempunyai pengaruh terhadap pembinaan pribadi. Bahkan diantara ahli jiwa ada yang berpendapat bahwa pribadi itu tidak lain dari kumpulan pengalaman pada umur-umur pertumbuhan (dari umur nol sampai remaja terakhir), terutama pengalaman pada tahun-tahun pertama dari pertumbuhan.pengalaman yang dimasudkan itu adalah semua pengalaman yang didapat melalui pendengaran, penglihatan, atau perlakuan yang diterima sejak lahir.
Dalam membicarakan masalah pembinaan kehidupan beragama bagi remaja dalam kampus itu, kita perlu mengingat bahwa masa pembinaan pribadi yang dilalui oleh mereka yang dibina itu telah banyak yang membawa hasilnya dalam berbagai bentuk sikap dan model kelakuan, sesuai dengan pengalaman mereka masing-masing, sejak lahir sampai remaja. Dapat dibayangkan betapa besarnya keragaman sikap dan kelakuan itu, karena masing-masing mereka telah terbina dalam berbagai kondisi dan situasi keluarga, sekolah,dan lingkungan yang berlainan antara satu sama lain.
a.      Ciri-ciri Masa Remaja Terakhir
Sesungguhnya masa remaja itu tidaklah pasti kapan secara tegas dimulai dan kapan pula berakhir, tergantung kepada berbagai faktor misalnya faktor perorangan (ada yang cepat tumbuhnya ada yang lambat).faktor sosial yang cepat memberi kepercayaan dan penghargaan kepada anak-anak mudanya, sehingga mereka segera diterima sebagai anggota masyarakat yang didengar pendapatnya biasanya masyarakat desa atau masyarakat yang masih terbelakang. Tapi ada juga lingkungan yang enggan memberikan kepercayaan kepada remaja sehinggan mereka dipandang sebagai anak yang harus ditolong, dinasehati, dibimbing, dan dicukupi segala kebutuhannya. Disamping itu ada pula faktor ekonomi, dalam masyarakat miskin atau kurang mampu, anak-anaknya segera diberi tanggung jawab dan ikut mencari nafkah , serta keterampilan untuk mencari nafkah itu sederhana, seperti bertani, menangkap ikan, gembala ternak dan pekerjaan kasar. Sedangkan dalam masyarakat maju dan mampu biasanya anak-anak itu tidak dibebani dengan tugas mencari nafkah, dan ketrampilan yang diperlukan untuk mencari nafkah itu juga kompleks dan perlu pengetahuan dan latihan dalam masa yang panjang, masa remaja dan ketergantungan ekonomi itu diperpanjang sampai mereka tamat dari Universitas.
Pada umumnya permulaan masa remaja itu dapat diketahui dengan mudah dan hampir sama pada tiap anak, yaitu kira-kira pada umur 13 tahun (misalnya mimpi pada anak laki-laki dan haid bagi anak perempuan). Akan tetapi kapan berakhirnya masa remaja sukar ditentukan. Ahli jiwa cenderung mengatakan bahwa pada masyarakat maju berakhir pada umur 21 tahun. Dimana segala macam pertumbuhan  atau perubahan cepat dapat berakhir.
Masa remaja dapat dibagi menjadi 2 tingkat, yaitu pertama masa remaja pertama, kira-kira dari umur 13 sampai dengan umur 16 tahun dimana pertumbuhan jasmani dan kecerdasan berjalan sangat cepat. Dan kedua masa remaja akhir, kira-kira dari umur 17 sampai dengan umur 21 tahun, yang merupakan pertumbuhan dan perubahan terakhir dalam pembinaan pribadi dan sosial. Sedangkan kemantapan beragama biasanya dicapai pada umur 24 tahun. Dengan itu dapat dikatan bahwa mahasiswa yang akan menjadi sasaran dalam pembinaan kehidupan beragama dalam kampus itu adalah mereka yang telah berada pada masa remaja terakhir dengan ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri masa remaja akhir:
1)      Pertumbuhan jasmani cepat telah selesai
Ini berarti bahwa mereka telah matang, jika dipandang dari segi jasmani. Artinya segala fungsi jasmaniah akan mulai atau telah dapat bekerja. Kekuatan atau tenaga jasmani sudah dikatakan sama dengan orang dewasa. Dari segi seks mereka telah mampu berketurunan.
2)      Pertumbuhan kecerdasan hampir selesai
      Mereka telah mampu memahami hal-hal yang abstrak, serta mampu pula mengambil kesimpulan abstrak dari kenyataan yang dilihatnya. Sebagai akibat dari kematangan kecerdasan itu, mereka akan selalu menuntut penjelasan yang masuk akal terhadap setiap ketentuan hukum agama yang dibawakan. Mereka menghendaki agar semua ketentuan agama dapat mereka pahami.
3)      Pertumbuhan pribadi belum selesai
      Mereka sedang mengalami kegoncangan dan ketidakpastian. Dari segi jasmaniah mereka telah merasa cukup matang dan telah seperti orang dewasa. Demikian pula dari segi kecerdasan merasa telah mampu berpikir obyektif dan dapat mengambil kesimpulan yang abstrak dari kenyataan yang ada tapi mereka belum mampu berdiri sendiri, belum sanggup mencari nafkah untuk membiayai diri dan untuk memenuhi segala kebutuhannya. Hal yang seperti itu akan sangat terasa bagi remaja yang hidup dalam masyarakat maju, karena kebutuhan untuk nyata diri semakin meningkat, persaingan dalam mencapai kedudukan di antara teman-teman semakin berat, sebab syarat-syarat hidup semakin tinggi.
Pada umur ini, perhatian dari jenis lain sangat diharapkan, apabila teman-temannya dari jenis lain kurang menaruh perhatian, ia akan merasa sedih, mungkin akan cenderung kepada menyendiri, atau mencoba melakukan hal-hal yang menarik perhatian. Bahkan kadang-kadang ada yang mengalami kegoncangan jiwa dengan bermacam-macam gejala.
4)      Pertumbuhan jiwa sosial masih berjalan
      Pada umur ini sangat terasa betapa pentingnya pengakuan sosial bagi remaja. Mereka akan merasa sangat sedih apabila diremehkan atau dikucilkan dari masyarakat dan temannya.karena itu mereka tidak mau ketinggalan dari mode atau kebiasaan teman-temannya. Perhatian dan minatnya terhadap kepentingan masyarakat sangat besar. Kesusahan dan penderitaan orang dalam masyarakat akan menyebabkan mereka merasa terpanggil untuk membantu atau memikirkannya. Ketidak adilan atau kemerosotan moral dalam masyarakat mempengaruhi sikap mereka terhadap pemimpin-pemimpin masyarakat, agama, pemerintah, guru dan orang tua mereka sendiri.
5)      Keadaan jiwa agama yang tidak stabil
      Tidak jarang kita melihat remaja pada umur-umur ini mengalami kegoncangan atau ketidak stabilan dalam beragama, misalnya mereka kadang-kadang sangat tekun menjalankan ibadah, tapi pada waktu lain enggan melaksanakannya. Kekecewaan yang dialami oleh remaja dalam kehidupan dapat membawa akibat terhadap sikapnya terhadap agama.
b.      Problema Remaja
             Umur remaja adalah umur peralihan dari anak menjelang dewasa, yang merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa persiapan untuk memasuki umur dewasa problemanya tidak sedikit. Diantara problema yang dulun dirasakan dan sekarang semakin tampak dengan jelas ialah:
1)      Masalah Hari Depan
       sSetiap remaja memikirkan hari depannya, ia ingin mendapat kepastian akan jadi apakah ia nanti setelah tamat sekolah. Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak dirasakan oleh mereka yang duduk dibangku Universitas atau mereka yang berada didalam kampus.
       Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti, itu telah menimbulkan berbagai problema lain, yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu, misalnya semangat belajar menurun, kemampuan berpikir berkurang, timbul rasa tertekan, bahkan terkadang sampai berpengaruh kepada hal-hal yang tidak baik, kenakalan dan penyalahgunaan narkotika.
2)      Masalah Hubungan Dengan Orang Tua
       Seringkali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-anaknya yang telah remaja atau dewasa.terkadang hubungan yang kurang baik itu timbul, karena remaja mengikuti arus dan mode, seperti rambut gondrong, pakaian kurang sopan, tutur bahasa dengan orang tua kurang hormat.
3)      Masalah moral dan agama
       Biasanya kemerosotan moral disertai oleh sikap menjauh dari agama. Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan, waktu dan tempat.
c.       Membina kehidupan beragama dalam kampus
             Sasaran pembinaan kehidupan beragama dalam kampus adalah manusia muda yang masih dalam pertumbuhan, yaitu mereka yang berada pada umur pembinaan terakhir, berkisar pada umur (18-24 tahun), pemuda pemudi dalam umur tersebut dapat digolongkan remaja dan dewasa muda.
             Keadaan jiwa pemuda/pemudi dalam kampus yang unik dan khas seperti itu, perlu diperhatikan dalam membawa mereka kepada penghayatan agama yang akan menjadi bekal hidup yang abadi bagi mereka. Tidak cukup dengan hanya memikirkan cara dan metode pendidikan agam saja, tapi jauh lebih penting dari itu adalah pemahaman dan pengertian yang mendalam terhadap mereka secara perorangan. Tidaklah mudah memilih cara atau metode yang tepat dan baik bagi mereka itu, namun sekedar pegangan, dapat dikemukakan disini beberapa segi yang perlu mendapat perhatian antara lain:
1)      Tunjukkanlah bahwa kita memahami mereka
       Seorang pembina jiwa harus dapat memahami orang yang akan dibinanya. Remaja akan merasa senang apabila orang lain dapat memahaminya dan mengerti perasaannya. Dengan demikian mereka akan merasa simpati kepada orang yang mau mengerti perasaan dan penderitaannya. Apabila rasa simpati itu telah tercipta, biasanya mereka akan dengan mudah menerima saran atau nasehat kita. Jangan sampai kita melengahkan gejolak jiwa yang sedang mengamuk dalam dada mereka.
2)      Pembinaan secara konsultasi
       Hendaknya setiap pembina kehidupan beragama itu menyadari bahwa yang  akan dibina itu adalah jiwa, yang tidak terlihat, tidak dapat dipegang atau diketahui secara langsung. Karena itu hendaklah terbuka untuk menampung atau mendengar ungkapan perasaan yang dialami oleh masing-masing mereka. Kadang-kadang perlu disediakan waktu untuk mendengar keluh kesah mereka secara berkelompok dan secara perorangan. Dalam kesempatan seperti itu yang diperlukan adalah kemampuan untuk mendengar secara baik dan aktif. Inilah yang dinamakan seni mendengar. Dengan itu berarti kita telah memberi kesempatan kepada pemuda atau pemudi itu untuk menumpahkan segala yang menegangkan perasaannya  (release of tension). Dengan tertuangnya keluar segala yang menegangkan perasaan itu, akan terbukalah hati mereka sesudah itu untuk menerima saran atau alternatif-alternatif penyelesaian bagi segala problema itu, tentunya kita ambil dari ajaran dan ketentuan agama, yang pasti telah terjamin baiknya.
3)      Dekatkan agama kepada hidup
       Hukum dan ketentuan agama itu perlu mereka ketahui. Disamping itu yang lebih penting lagi ialah menggerakkan hati mereka untuk secara otomatis terdorong untuk mematuhi hukum dan ketentuan agama. Untuk itu diperlukan usaha pendekatan agama dengan segala ketentuan kepada kehidupan sehari-sehari dengan jalan mencarikan hikmah manfaat setiap ketentuan agama itu. Jangan sampai mereka menyangka bahwa hukum dan ketentuan agama merupakan perintah Tuhan yang terpakasa mereka patuhi tanpa merasakan manfaat dari kepatuhannya itu. Hal itu tidak dapat dicapai dengan penjelasan sederhana saja , tapi memerlukan pendekatan-pendekatan secara sungguh-sungguh, yang didasarkan atas pengertian da usaha yang sungguh-sungguh pula.

B.     KESIMPULAN
                   Dari uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa pembinaan kehidupan beragama dalam kampus bukanlah suaru usaha yang dapat dilakukan dengan mudah dan sederhana, tapi perlu memahami dan menguasai berbagai ilmu alat sebagai bekal untuk membawa mereka dekat kepada agama dan membawa agama ke dalam kenyataan hidup mereka sehari-hari.
                   Masa remaja dapat dibagi menjadi 2 tingkat, yaitu pertama masa remaja pertama, kira-kira dari umur 13 sampai dengan umur 16 tahun dimana pertumbuhan jasmani dan kecerdasan berjalan sangat cepat. Dan kedua masa remaja akhir, kira-kira dari umur 17 sampai dengan umur 21 tahun, yang merupakan pertumbuhan dan perubahan terakhir dalam pembinaan pribadi dan sosial. Sedangkan kemantapan beragama biasanya dicapai pada umur 24 tahun. Dengan itu dapat dikatan bahwa mahasiswa yang akan menjadi sasaran dalam pembinaan kehidupan beragama dalam kampus itu adalah mereka yang telah berada pada masa remaja terakhir





                             Daftar Pustaka
Zakiah, Darajat, ilmu jiwa agama, Bulan Bintang,  jakarta, 1970

Tidak ada komentar:

Posting Komentar